Warga di Tangerang Masih Antre untuk Gas LPG 3 Kg
NewsUpdate – Antrean masyarakat tetap muncul di pangkalan agen gas LPG 3 kg di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Banten terhadap hari ini, Selasa (4/2/2025).
Namun bedanya, antrean hari ini lebih tertib. Tabung gas LPG 3 Kg yang kosong punya warga, disusun mengatre, lantas diikat mengfungsikan tali rapiah.
Lalu, petugas dari TNI dan Polri, Pemerintah Kota atau Pemkot Tangerang, Hiswana Migas Provinsi Banten, dan juga Pertamina Patraniaga, memantau dan menertibkan langsung warga antre.
Perbedaan lainnya, truk muatan gas LPG 3 kg lebih cepat sampai dibandingkan kemarin Senin 3 Februari 2025. Bila kemarin pukul 13.00 WIB belum tiba, hari ini sekitar pukul 09.15 WIB udah tiba di pangkalan agen gas.
Dalam sekali muatan truk, bisa mempunyai 560 tabung gas LG 3 kg. Harusnya di agen gas LPG 3 kg tersebut hanya mendapat jatah 200 tabung gas, tapi dikarenakan antrean panjang, anak disesuaikan.
“Alhamdulillah, bisa masak terhitung ya Allah,” ujar Sri, yang mengaku udah antre sejak pukul 06.00 WIB, Selasa (4/2/2025).
Dia mengaku, kemarin tidak kebagian gas 3Kg, makanya hari ini dia mampir lebih pagi dan turut mengantre bersama dengan warga lain.
“Saya dari tempat tinggal bawa duit Rp 19 ribu saja, mirip suruh bawa potocopy KTP. Habis itu ngantre, langsung dapat,” ucap Sri.
Sementara diketahui, hari ini di agen gas yang sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia akan berkunjung ke pangkalan tersebut. Untuk paham distribusi tabung gas 3 kg.
Sebelumnya, tidak hanya diwarnai adu mulut, antrean gas elpiji 3 kg di wilayah Tangerang, Banten terhitung menyelipkan cerita duka.
Antrean Gas Elpiji 3 Kg Membawa Duka, Warga Tangsel Meninggal Diduga Kelelahan
Seorang ibu paruh baya bernama Yonih (62) meninggal dunia usai terjatuh sembari menenteng 2 tabung gas elpiji 3 kg, Senin 3 Februari 2025.
Warga Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itu dianggap kelelahan sesudah sebelumnya coba mencari gas elpiji 3 kg untuk dirinya berjualan.
Sebelum meninggal, sekitar jam 10 pagi, Yonih meninggalkan tempat tinggal menuju agen gas elpiji terdekat yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya.
Namun sekitar pukul 11.00 WIB, tersedia warga yang melihat Yonih udah jalur sempoyongan sembari mempunyai 2 tabung gas melon. Yonih sempat beristirahat duduk sebentar sampai akhirnya terjatuh dan tak sadarkan diri.
Warga yang melihat pun langsung berbondong-bondong membawanya ke tempat tinggal yang tak berapa jauh. Ibu berusia 62 tahun itu pun dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 13.30 di tempat tinggal sakit terdekat.
“Tidak tersedia gejala apa-apa. Pagi kan dagang nasi uduk. Ngobrol mirip saya soal gas, terus bilang infonya tersedia gas berkenan turun, ya udah kami siap-siap,” kata Dedi, kerabat korban.
Dedi menduga, korban kelelahan pas mencari dan mengantre gas elpiji 3 kg. Sebab sebelum turut mengantre bersama dengan warga lain, Yonik wajib bangun subuh, memasak nasi uduk dan lauk pauknya, sampai berjualan.
Setelah berjualan, dia wajib mencari tabung gas melon atau LPG 3 kg yang membuatnya berdiri lama untuk mengantre.
“Habis antre, kecapean, sempat duduk sebelum pulang. Enggak tersedia sakit sebelumnya,” katanya.
Diwarnai Adu Mulut dan Saling Dorong
Aksi protes dan dorong sempat terjadi di pangkalan gas di Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Batuceper Kota Tangerang, Senin (3/2/2025). Kekecewaan warga yang tak mendapat jatah gas LPG 3 Kg jadi pemicu adu mulut tersebut.
Awal mula warga kecewa, dikarenakan tabung gas yang udah ditunggu-tunggu warga, tambah dibilang habis oleh pengelola agen dan terhitung sopir truk pengangkut tabung gas. Akhirnya, tersedia keliru satu warga yang melongok ke atas truk, melihat dan menduga misalnya ketersediaan gas yang tetap berisi tetap ada, tapi ditumpuk bersama dengan tabung gas yang udah kosong.
Merasa kesal dibohongi, warga tersebut terlibat adu mulut bersama dengan sopir truk pengangkut tabung.
“Itu kenapa ditutup? Tidak dikasih turun?” tanya warga.
“Itu bukan miliki saya” jawab petugas
“Tapi kalian kerja yang benar!” kata warga bernama Linus.
Tiba-tiba saja, petugas tersebut mendorong bahu warga tersebut. Untungnya, petugas TNI dan Satpol PP yang sesungguhnya berjaga di sekitar lokasi, langsung sigap mengatasi keduanya.
“Jadi gini, inikan stok tetap ada, tapi katanya udah habis. Gas-gas yang tetap tersedia isinya, mereka tutupin mengfungsikan tabung gas yang enggak tersedia isinya,” ujar Linus.
Linus pun berharap, pemerintah secepat barangkali memecahkan permasalahan susahnya masyarakat beroleh gas tabung 3 Kg ini. Pasalnya, gas tersebut diperuntukan bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari di dapur, melainkan terhitung berjualan.
Hingga akhirnya, kuota pembelian tabung gas tersebut dibuka kembali. Sehingga jadi banyak warga lain yang bisa belanja dan beroleh tabung gas 3 Kg.